Dalam puisi keagamaan yang penuh makna,
Menyibak takdir yang tersembunyi,
Menuju cahaya yang bersinar di dalam hati.
Taatilah perintah-Nya dengan setulus hati,
Karena di sana terletak hidup yang sejati,
Rajutlah benang-benang cinta dan kasih-Nya,
Di dalam diri, menjalar hingga ke dunia.
Dalam setiap hembusan nafasku ada doa,
Memohon ampunan-Nya, berujar lembut nan teduh,
Seperti embun pagi melumuri dedaunan hijau,
Keimanan memancar, menari-nari di ufuk timur.
Tuhan, Engkaulah panglimaku dalam sunyi malam,
Dan ketika mentari bersinar cerah di pagi yang damai,
Kau hadirkan keindahan makna hidup dan kesabaran,
Dalam lika-liku hidupku yang penuh dengan duka.
Roda takdir berputar mengikuti irama waktu,
Bersama langit dan bumi, kita terhimpun dalam perjalanan ini,
Menggapai ketinggian iman dan kesalehan diri sendiri,
Terangi jalan gelap menuju tempat fajar lurus terbit.
Ada pesona tiada tara di balik genting perjalanan ini,
Kisah-kisah Nabi menggelorakan semangat suci abadi,
Teladan mereka mengajar kami tentang arti pengorbanan,
Melalui sabar dan ikhlas, mencapai pintu surga nan mulia.
Kagumku padamu, Tuhan, tak terhingga dan abadi,
Pandangan mata sejuta bintang tak mampu mencapai,
Kau ciptakan jagat ini dengan segala keindahannya,
Sebagai tanda kasih-Mu yang tiada pernah pudar.
Layakkanlah aku untuk melantunkan puji dan sujud syukur,
Di setiap sepenggal bait puisi yang terucapkan dalam nurani,
Agar hatiku tetap tulus bersimpuh di hadapan-Mu,
Menyembah-Mu, wahai Sang Pencipta Rahasia.
Dalam hening malam, ku berdoa kepada-Nya,
Memohon petunjuk-Nya di tengah gelapnya dunia,
Keseruan dan kehidupan ini hanyalah sementara,
Hakikatnya adalah meraih surga abadi dalam langit-Nya.
Dalam puisi ini terdapat pesan yang tersembunyi,
Di balik kata-kata penuh dengan arti kudus-Nya,
Mari kita renungkan makna agama dalam hati kita sendiri,
Dan jadilah warga dunia yang saling mengasihi.