Di negeri yang jauh, hatiku berlari
Menyusuri jalan berliku nan terjal
Anak rantau, kini ku tak sendiri
Berdesir irama, mengalun indah
Tersesat dalam kota yang asing
Kangen merajut benang rindu
Terpaku dalam asingnya suasana
Namun jiwa-jiwa selalu bersatu
Di tengah keramaian orang asing
Kugenggam mimpi dalam palung hati
Menatap cakrawala tak bertepi
Mencari rindu di sudut dunia
Rumah berjauhan, namun dekat di hati
Sebaris puisi menyentuh kesunyian malam
Burung-burung bernyanyi riang di pepohonan
Memecah sepi dengan irama nostalgia
Sepucuk surat tiada terkirimkan lagi
Namun kata-kata mengalir seperti sungai deras
Mengisi jiwa yang sunyi dan kosong
Meluputi harap-harap nan terbengkalai
Sesekali kabar datang melintasi angin timur,
Membawa aroma kampung halaman yang merdu.
Hidangan bersantan dan nasi hangat,
Manisnya kelapa muda dan sambal pedas.
Meski rindu menyayat setiap detik waktu,
Kekasih hati akan tetap tersenyum bahagia.
Bila melihat anak rantau bertahan tegar,
Meniti perjuangan menjemput harapan.
Dalam setiap langkah, ada cerita.
Dalam setiap doa, ada harapan.
Anak rantau tumbuh menjadi pahlawan,
Menyemai impian di tanah yang asing.
Saat senja turun di ufuk barat,
Rindu mengumpulkan coretan kata-kata.
Puisi anak rantau terus mengalun merdu,
Mengisi hati dalam kejauhan yang berbalut rindu.
Ketika malam menggelayut dengan sendu,
Puisi anak rantau menjadi lentera di gelap gulita.
Menghadirkan cinta nan tak terjamah,
Menyuarakan kerinduan yang tak terucapkan.
Anak rantau, janganlah berputus asa,
Ingatanmu membawa suara yang terdengar jelas.
Di negeri manapun kini kaki melangkah,
Puisimu akan selalu menyatu dalam hati.