Eling-eling adalah salah satu jenis qosidah yang cukup populer di Indonesia. Qosidah ini sering digunakan sebagai musik tematik untuk acara-acara istiqomah seperti majlis hasanah dan khutbah Jumat. Qosidah ini juga sering dimainkan dan didendangkan di perayaan-perayaan islami atau di acara-acara lain. Eling-eling menyampaikan pesan sebuah kebersamaan yang nyata, dan mendukung nilai-nilai dan budaya islam. Qosidah ini menggambarkan bagaimana orang muslim Indonesia hidup sebagai satu keluarga yang utuh, saling tolong menolong, saling mendukung, dan mengikuti ikhtiar hidup yang baik.
Apa itu Eling-eling?
Qosidah Eling-eling adalah bentuk lagu Islami yang mulai populer pada awal abad ke-17. Qosidah ini diciptakan oleh para santri di pesantren-pesantren di Indonesia. Qosidah Eling-eling dipengaruhi oleh musik Sunda, Jawa, Minang dll. Suara unik dari Indo-Malay yang terdengar di qosidah Eling-eling memiliki definisi dan struktur ritmis yang kuat yang membuat qosidah ini mudah dipahami. Liriknya berkisah tentang persaudaraan dan damai dalam lingkup Islam.
Qosidah Eling-eling dibawakan dengan gerakan-gerakan tarian yang sering disebut sebagai ‘tari kerasulan’. Gerakan dalam tarian ini juga memilikicitra sejarah musik kelas bawah. Gerakan ini berasal dari pengaruh musik Gending Jawa dan dikombinasikan dengan pengaruh-pengaruh musik orkestra pop. Menariknya, gerakan-gerakan yang ada di dalam tarian Eling-eling tidak datang dari spiritualitas tertentu, melainkan berasal dari semangat orang-orang Jawa yang bertemu dengan keadaan lingkungan di pesantren. Hasilnya adalah sebuah tarian yang memiliki ciri pribadi khas yang disebut Eling-eling.
Biasanya dalam qosidah ini, para didik pesantren berkumpul di halaman pesantren dan melakukan tarian kerasulan. Di samping melantunkan lirik-lirik qosidah dan berkumandangkan semangat kasih sayang, para peserta juga sering menyanyikan liturgi atau nasihat spiritual untuk membolak-balikkan hati dan merenungkan tindakan baik dan buruk. Eling-eling memiliki makna yang sangat dalam dan mendalam serta juga dapat diartikan di dalam qosidah yang berbeda.
Arti dan Makna di Balik Eling-eling
Qosidah Eling-eling muncul dari sebuah konteks sosial. Eling-eling menerjemahkan rasa bahagia dan berbagai nilai nemurih ke dalam sebuah lagu yang berani dan penuh cinta, dan abad ke-17 di Indonesia adalah tahun-tahun di mana banyak nilai-nilai kehidupan bertemu di pesantren. Setiap orang yang tinggal di pesantren menyampaikan pendapat dan keyakinannya sendiri dan saling berinteraksi satu sama lain. Qosidah Eling-eling adalah ucapan cinta dan kasih sayang yang dikirimkan oleh murid-murid pesantren untuk menyatukan mereka. Didorong oleh daerah yang kaya akan budaya dan nuansa spiritual, qosidah ini telah memayungi dan membimbing masyarakat Indonesia selama hampir dua abad.
Setelah lirik Eling-eling diserap oleh para santri, liriknya diekspresikan dalam cara yang berbeda. Dalam beberapa Qosidah Eling-eling, ada kata-kata religius yang terintegrasi dengan nilai-nilai moral dan pembelajaran spiritual. Lirik yang ditulis oleh para murid pesantren terkadang diwadahi dalam salah satu bahasa kuno yang digunakan untuk menyampaikan pendapat mereka. Misalnya, dalam salah satu qosidah Eling-eling ambigu, liriknya berubah dari mengenang kedamaian menjadi mengingat kebahagiaan.
Sejak Eling-eling dipopulerkan, qosidah ini telah menjadi salah satu elemen terpenting dalam upacara-upacara islam. Qosidah Eling-eling menyampaikan pesan bahwa orang harus bersikap saling hormat, mendukung dan saling mengingatkan satu sama lain untuk tetap berada di jalan yang benar. Qosidah ini juga mengajarkan bagaimana orang harus bertindak sebagai sebuah keluarga yang utuh, dan bahwa hidup itu penuh dengan kasih sayang, toleransi dan saling membantu.
Eling-eling: Bendera Persatuan
Qosidah Eling-eling merupakan simbol persatuan dan persaudaraan dalam masyarakat. Ia bertindak sebagai fasilitator untuk mempererat tali silaturahim. Melalui lagu ini, masyarakat dapat menghubungkan diri antar individu dengan lebih baik, karena ia menjadi pemersatu pembangun semangat. Dengan menggunakan qosidah Eling-eling sebagai bendera persatuan, masyarakat memberikan dukungan moril dan mental kepada satu sama lain untuk hidup secara arif dan bermanfaat. Hal ini tentunya akan membantu pembentukan jiwa yang terikat erat oleh nilai-nilai kebersamaan dan perdamaian.
Jika mencermati liriknya, dikatakan bahwa Eling-eling adalah perlambang persatuan. Di qosidah Eling-eling, liriknya selalu menggambarkan persatuan yang luhur. Mereka juga mengajarkan bahwa menjadi samar-samar tak ubahnya diapun bersaksi dalam kesederhanaan. Dan ia menginspirasi masyarakat untuk dapat memahami dan mengasihi sesama seperti ia mengasihi dirinya sendiri.
Ada juga semacam bahasa universal di dalam lirik Eling-eling yang mem