Segata Bukhaga atau Buhaga, seringkali disebut juga Bukhasan, adalah sebuah bentuk karya sastra yang berasal dari daerah Lampung. Biasanya dikatakan dalam bahasa khas Lampung, Segata Bukhaga merupakan sebuah puisi cinta yang sangat lahiriah dari budaya dan nilai-nilai tradisional Lampung. Puisi ini telah lama menjadi salah satu ciri khas komunitas masyarakat Lampung, sangat tepat diiringi oleh alunan kendang atau rebana yang indah.
Kata Hogata, merupakan nama dialect yang ada di dalam bahasa Lampung, yang artinya adalah bercinta, berkencan, atau menyatakan cinta. Sedangkan kata Bukahaga secara harfiah diterjemahkan dari kata baca Haga, yang bermakna memesan atau mengutarakan sesuatu. Jadi, Segata Bukhaga memiliki arti yang mirip dengan adagio yang menyatakan sebuah surat cinta atau mempertanyakan keadaan perasaan.
Dalam bentuk Segata Bukhaga, puisi biasanya dimulai dengan nada pikiran yang mencari jawaban, yang dilanjutkan dengan pernyataan rasa cinta kepada teman atau orang yang bersangkutan. Nada rasa ingin tahu dan rasa cinta tersebut yang membuat dongeng pendek ini menarik, karena dapat menggambarkan ekspresi perasaan si penulis. Ini adalah salah satu bentuk sastra terbaik yang dapat Anda temukan di daerah Lampung.
Ayat yang terdapat dalam Segata Bukhaga juga dibungkus dalam pengungkapan cinta yang penuh energi. Kebanyakan puisi ini mencoba mengekspresikan cara berbicara yang cerdas dan lahiriah, seperti yang bisa Anda lihat dalam contoh ´´ Lala kepheak di koek meutia, Kek kekinian ___ yang artinya adalah ´´Cintaku dari masa ke masa, dari hari ke hari___. Puisi ini tentu saja sangat ditujukan kepada pasangan yang bahagia jika diperhatikan dengan seksama mengenai tema yang diajukan.
Ada banyak cara untuk memformulasikan tema-tema cinta dalam sebuah puisi Segata Bukhaga. Misalnya saja, beberapa puisi ini mungkin berisi tentang rasa lelah dan kesedihan yang dialami oleh orang yang jatuh cinta. Atau, seolah-olah mereka mengungkapkan keyakinan tentang cinta yang abadi seperti yang bisa kita lihat dalam contoh Lala meurai meurah di kepheak meutia, Rassa cinta di___, yang berarti Cinta yang abadi dari masa ke masa. Unsur-unsur yang diungkapkan dalam Segata Bukhaga cukup lahir dan memiliki arti yang sangat mendalam serta menciptakan suasana hati yang menarik.
Bahasa khas yang digunakan dalam Segata Bukhaga cenderung sangat indah dan estehtis. Selain itu, ekspresi cinta darinya juga terasa lahir dan menarik. Hal inilah yang membuat hal ini menjadi sebuah trejasi budaya khas wilayah Lampung. Mampu menyampaikan isi emosional dan sentimentil yang meriah dengan sangat baik, membuat sumber daya sastra Regional Lampung sangat berbobot dan dapat dikatakan cukup lengkap.