Puisi cinta bertepuk sebelah tangan adalah sebuah karya sastra yang mengeksplorasi perasaan cinta yang tidak terbalas. Dalam puisi-puisi ini, kita dibawa pada perjalanan melalui kisah-kisah yang penuh kehampaan dan kerinduan. Pencinta yang menjalani cinta bertepuk sebelah tangan sering kali merasakan rasa sakit dan kekecewaan karena ketidaksempurnaan hubungan mereka. Bahkan meskipun ada rasa cinta yang mendalam, tapi takdir mempertemukan dua hati menjadi satu masih harus menghadapi hambatan dan kesulitan yang tak terduga. Melalui puisi-puisi ini, penulis mengungkapkan perasaannya dengan bahasa indah dan penuh makna, sehingga kita dapat merasakan kepahitan serta manisnya mencintai seseorang tanpa harapan akan balasan.
Lembutkanlah irama puisi cinta bertepuk sebelah tangan,
Demi menggapai bintang-bintang di langit biru nan jauh,
Yang memantulkan cahaya kasih sayang yang elok.
Bertepuk sebelah tangan, betapa getir rasanya,
Seperti tangis embun pada kala senja melankolia,
Hatiku menari dalam rongga kesedihan yang sunyi,
Namun ku hadirkan puisi untuk menyirami rindu yang tegar.
Biarkan rindu bertumbuh dalam relung hati yang terpendam,
Seiring langkah waktu berlalu, tak terasa membawa pergi duka,
Pada setiap bait puisi, nyanyikanlah lirik asmara nan abadi,
Agar cinta bertepuk sebelah tangan tak lagi menyakiti.
Kau adalah air mata dalam heningku, jiwa yang menjelma indah,
Meski hanya sebagai teman, tetaplah bintang di angkasa perasaan ini.
Puisimu menjadi pelita di dalam gelapnya malam menghampiri senja.
Menyelimuti keraguan dan kehilangan, namun ku turut merasakan bahagiamu.
Mengajariku arti sabar dan pengertian akan hakikat cinta abadi.
Dalam puisi ini kubayangkan kita berdua bersatu dalam harmoni alam semesta.
Namun nyatakan kamu hanya sang dewa penjaga bahagia dirinya sendiri.
Dan aku hanyalah mimpi buruk, sesal yang tak mampu menjangkau bahagiamu.
Kini biarkanlah puisimu terbang tinggi bersama angin yang berhembus,
Merentangkan sayap kebebasan dalam karya-karya sang seniman.
Jalani hidup dengan cinta sejati, walau bertepuk sebelah tangan,
Karena hati yang tulus takkan pernah mengenal kata menyerah.
Dalam hening malam, ku tuliskan puisi ini sebagai penghormatan,
Untuk cinta bertepuk sebelah tangan yang kian menguat dalam kesunyian.
Terimakasihlah pada waktu, yang memisahkan kita menjadi takdir pemisah,
Karena dengan puisi, cinta bertepuk sebelah tangan tetap abadi dan tersimpan indah.