Mengintip langit, bertautanlah angan
Awan berarak mengisi harap
Dengan lirih senyumnya menghias jingga senja
Yang halus membelai wajah bumi terlelap
Langit biru menjemput kata-kata terhenti
Membuka tirai rindu yang mengembara
Dalam runtun doa dan mimpi yang bebas bermain
Menyatu dalam lagu-lagu keabadian yang takkan berhenti
Gemalai harfiah cinta terbang di awang-awang
Mengikat ragamu dalam goresan fantasi
Awan membawa helaian impian memeluk pagi fajar
Sementara langit sang perindu, berseri mengawali hari
Di ufuk timur, mentari melambai lembut dalam pelukan senyap
Awan tersenyum dan menari tiada amarah menyertai langkah ringan mereka
Seperti bentuk taburan syair tak bertepi, mereka melayang masif seiring nafas dunia
Menautkan tanggalan waktu tanpa batas di relung hati kita
Fikiran gelisah tak berdaya tercengang bak matahari tidur malam ini
Langit menyimpan rahasia kuat ciptaan Tuhan
Sedalam kesunyian itu muncul pesona deru debur samudra keperakan
Kala angin saksikan puisi tercipta dari serpihan air gerimis jatuh merayap
Dan ketika malam menjelma dengan lembut,
Puisimu berkahi dunia-rimba ini dengan ranum biru
Awan melengkung, mewujudkan bentuk-bentuk luhur nan magis
Seperti tarian nyanyian bidadari luhur di negeri khayal imaji
Namun, ingatlah bahwa senja tak akan selalu terlihat cantik
Kadang-kadang awan menyelimuti birunya kesucian
Di balik sajak kehidupan yang penuh gejolak dan pertikaian
Langit menyaksikan kami mengais makna dalam hujan getir kesedihan
Puisi tentang awan dan langit, takkan selesaikan teka-teki hidup
Namun bersama mereka kita temukan kedamaian dalam setiap irama suara
Sebab di hati nurani terdalam kita,
Terukir puisi abadi tentang keindahan dan harapan yang tiada tara