Karena kini tibalah saat hari kiamat,
Di mana dunia akan berakhir dengan keadilan,
Dan surgaku menyapa sebagai tempat berlabuh.
Dari arah timur, angin bertiup menerpa,
Membawa kabar datangnya malapetaka,
Terdengar sangkakala dari jauh merintih,
Mengajak manusia bertemu pada-Nya.
Bumi berguncang, gunung-gunung bergetar,
Lautan menggelora, gelombang tinggi membentang,
Semua seakan menjadi satu ruangan yang sempit,
Tak ada tempat untuk lari atau bersembunyi.
Malaikat datang bersama gulungan catatan amal,
Dinilai setiap perbuatan tak terkecuali dalam genggaman-Nya,
Siapa yang berlari di jalan-Nya dengan lurus dan jujur
Akan mendapatkan surga sebagai hadiahnya.
Namun bagi mereka yang melawan dan durhaka
Neraka menjadi tempat kekal bagi mereka,
Siksaan yang tiada henti menanti di sana,
Menjelma menjadi kenangan kelam selamanya.
Hari kiamat memisahkan benih dari bijiannya
Tidak ada lagi hubungan darah atau ikatan keluarga
Hanya amal perbuatan yang menjadi tolok ukur
Di antara manusia tanpa batas waktu dan tempat.
Mereka yang menjaga diri dari maksiat dan dosa
Akan disambut oleh cahaya-Nya yang terserlah indah
Memberikan kebahagiaan abadi di surga-Nya
Sejauh mata memandang, tiada kata terucap.
Namun mereka yang terperangkap dalam nafsu duniawi
Akan berjalan menuju neraka dengan perlahan,
Siksaan yang menyengat, panas yang menyiksa,
Hanya gertakan dan tangisan yang mengiringi.
O manusia, persiapkanlah dirimu sebaik-baiknya
Agar di hari kiamat kelak engkau terpilih,
Jangan tertipu oleh keduniawian sementara
Karena akhir hidupmu adalah pintu menuju kehidupan kekal.
Di saat itu tibalah penghabisan dunia fana
Ketika sangkakala terakhir berdenting di telinga,
Lihatlah langit membiru, surga menanti berseri
Atau merataplah ketika neraka menyapa tak kenal kasihan.