Serverless adalah suatu paradigma pengembangan aplikasi yang memungkinkan para developer untuk fokus pada kode mereka tanpa harus memikirkan infrastruktur server yang diperlukan. Dalam paradigma serverless, tugas-tugas seperti provisioning dan administrasi server ditangani oleh penyedia layanan cloud, sehingga para developer dapat fokus pada logika bisnis dari aplikasi mereka. Dalam tutorial ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang apa itu serverless dan bagaimana menggunakan layanan-layanan serverless yang tersedia di cloud. Mari kita mulai!
Serverless adalah konsep komputasi cloud yang menghilangkan kebutuhan untuk mengelola infrastruktur server secara manual. Dalam serverless, pengembang hanya perlu fokus pada kode dan logika bisnis, sementara platform cloud secara otomatis menangani skalabilitas, ketersediaan, dan pemeliharaan infrastruktur. Dengan kata lain, serverless memberikan kemudahan bagi pengembang dalam menyusun aplikasi tanpa khawatir tentang bagaimana backend akan diatur.
1. Pengertian Serverless
Serverless adalah suatu arsitektur pengembangan perangkat lunak yang memungkinkan para pengembang untuk membangun dan menjalankan aplikasi tanpa harus peduli dengan pemeliharaan infrastruktur server fisik. Istilah serverless mungkin terdengar membingungkan karena namun meskipun namanya demikian, ada sebenarnya ada server yang berjalan di balik layar. Namun, dalam istilah serverless ini, kita tidak lagi memikirkan konfigurasi dan manajemen server tersebut.
2. Keuntungan Serverless
Menggunakan arsitektur serverless memiliki beberapa keuntungan yang sangat penting bagi para developer:
– Skalabilitas otomatis: Platform cloud akan menangani skala aplikasi secara otomatis berdasarkan permintaan yang masuk. Jadi ketika ada lonjakan lalu lintas situs web atau beban kerja yang lebih tinggi dari biasanya, platform cloud akan mengatur penambahan sumber daya secara otomatis untuk menangani hal tersebut. Ini memungkinkan pengembang untuk fokus pada kode dan logika bisnis tanpa khawatir tentang skalabilitas infrastruktur.
– Biaya yang lebih rendah: Dalam arsitektur tradisional, kita harus mengalokasikan sumber daya server yang cukup untuk menangani lonjakan lalu lintas atau beban kerja tertentu. Namun, ini sering berarti kita harus membayar terlalu banyak karena sumber daya tersebut tidak digunakan secara optimal sepanjang waktu. Dengan serverless, kita hanya membayar berdasarkan pemakaian riil aplikasi. Ketika tidak ada permintaan yang masuk, tidak akan ada biaya tambahan.
3. Contoh Kasus Penggunaan Serverless
Ada beberapa contoh penggunaan serverless di kehidupan nyata:
– Aplikasi back-end: Serverless sangat cocok digunakan untuk membangun dan menjalankan aplikasi back-end seperti API (Application Programming Interfaces) dan fungsi-fungsi mikro (microservices). Kita dapat dengan mudah membuat fungsi-fungsi ini menggunakan platform serverless seperti AWS Lambda atau Google Cloud Functions tanpa harus mengelola infrastruktur fisik.
– Aplikasi web skala kecil: Jika Anda ingin membangun situs web sederhana atau blog pribadi dengan jumlah pengunjung yang relatif rendah, menggunakan arsitektur serverless bisa menjadi pilihan yang baik. Dengan serverless, Anda tidak perlu khawatir tentang skala infrastruktur dan bisa fokus pada desain situs web dan pengembangan konten.
Menyimpulkan, arsitektur serverless adalah cara baru untuk membangun aplikasi tanpa perlu khawatir tentang infrastruktur server. Dengan keuntungan seperti skalabilitas otomatis dan biaya yang lebih rendah, serverless telah menjadi pilihan populer bagi pengembang di berbagai industri. Dalam artikel ini, kita telah membahas pengertian serverless, keuntungannya, serta contoh-contoh penggunaan serverless dalam kehidupan nyata.